Rabu, 14 September 2011

ragam kuliner indonesia

Nasi

Menggunakan Kerbau untuk membajak sawah di Jawa; Nasi adalah makanan pokok rakyat Indonesia; Indonesia adalah negara penghasil beras terbesar ketiga di dunia. Pertanian padi banyak mengubah bentang alam Indonesia.
Nasi adalah bahan makanan pokok bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia modern,[1] dan pertanian padi menempati posisi utama dalam kebudayaan Indonesia; membentuk bentang alam; dijual di pasar; merupakan bahan dasar banyak jenis makanan dari yang gurih hingga manis. Pada umumnya beras dimakan dalam bentuk nasi biasa yang bercita-rasa tawar dengan sedikit sayur-mayur dan lauk-pauk teman nasi disisinya sebagai sumber protein dan sumber gizi lainnya. Beras juga dapat dijadikan ketupat (beras dikukus dalam anyaman dauk kelapa), lontong (beras dikukus dalam kemasan daun pisang), intip (kerupuk beras), jajanan, bihun , mi, arak beras, dan nasi goreng.[2]
Padi termasuk dalam pola makan sehari-hari, akan tetapi seiring berkembangnya teknologi, maka dimungkinkan untuk memperjualbelikan padi dan beras dari tempat lain. Bukti temuan padi liar ditemukan di pulau Sulawesi berasal dari sekitar tahun 3000 SM. Meskipin demikian, bukti awal dari pertanian beras didapati dari prasasti abad kedelapan di Jawa yeng menyebutkan raja menerapkan pajak dalam bentuk padi. Pembagian kerja antara laki-laki, perempuan, dan hewan ternak tetap lestari dalam pertanian padi di Indonesia, seperti ditemui dalam ukiran relief candi Prambanan, Jawa Tengah yang berasal dari abad kesembilan: Bajak sawah diikatkan pada kerbau; perempuan menanam benih dan menumbuk padi, serta laki-laki mengangkut padi hasil panen dengan pikulan di pundaknya. Pada abad keenambelas, bangsa Eropa yang mengunjungi kepulauan Indonesia memandang nasi sebagai makanan bergengsi yang disajikan oleh kaum aristokrat dan ningrat saat upacara dan perayaan pesta.[1]
Pertanian padi memerlukan sinar matahari yang cukup. Penanaman padi di Indonesia terkait dengan perkembangan perkakas pertanian dari logam dan pemeliharaan ternak kerbau untuk membajak sawah dan kotorannya digunakan untuk pupuk. Aslinya bentang alam Indonesia diselimuti oleh hutan hujan tropis, namun secara perlahan mulai digantikan dengan sawah dan permukiman untuk mengembangkan pertanian padi yang telah berkembang selama 1500 tahun.[1]
Bahan makanan pokok lainnya adalah jagung (di kawasan kering seperti Madura dan Nusa Tenggara), sagu (di kawasan Indonesia Timur), singkong (dikeringkan dan disebut 'tiwul' sebagai alternatif makanan pokok di kawasan gersang Jawa seperti Gunung Kidul dan Wonogiri), ketela serta umbi-umbian (khususnya pada musim paceklik).

Bumbu

Sambal ulek, pelengkap yang lazim ditemukan di Indonesia.
Termahsyur di seluruh dunia sebagai "Pulau Rempah-rempah", kepulauan Maluku menyumbangkan tanaman rempah aslinya bagi seni kuliner dunia. Rempah atau bumbu seperti pala, cengkeh, laos adalah tanaman asli Indonesia; sementara lada hitam, kunyit, sereh, bawang merah, kayu manis, kemiri, ketumbar, dan asam jawa diperkenalkan dari India sebagaimana jahe, daun bawang, dan bawang putih yang diperkenalkan dari China. Tanaman bumbu dari benua Asia itu telah dikembangkan sejak zaman dahulu kala, dan telah menjadi bagian integral seni kuliner Indonesia.
Pada masa kuna, Kerajaan Sunda dan kemudian Kesultanan Banten terkenal di seluruh dunia sebagai penghasil utama lada hitam dengan kualitas terbaik. Kemaharajaan bahari seperti Sriwijaya dan Majapahit juga berkembang dan makmur berkat perdagangan rempah-rempah antara pulau rempah Maluku di Nusantara dengan India dan China. Kemudian VOC juga meraih keuntungan besar dari perdagangan rempah dunia. Kegemaran orang Indonesia akan makanan pedas semakin diperkaya dengan diperkenalkannya cabai dari benua Amerika oleh pedagang Spanyol sejak abad ke-16. Sejak saat itu sambal menjadi bagian penting dalam masakan Indonesia.
Campuran rempah sebagai bumbu dasar masakan Indonesia, diantaranya kombinasi kayu manis,[rujukan?] bunga lawang,[rujukan?] biji ketumbar, jintan putih,[rujukan?] lada hitam, kapulaga[rujukan?] dan cabai merah,[rujukan?] dengan komposisi rempah sesuai variasi regional.

Saus Kacang (Bumbu Kacang)

Bumbu kacang adalah bagian penting dari gado-gado.
Salah satu ciri penting dari masakan Indonesia adalah penggunaan bumbu kacang yang luas dalam berbagai masakan khas Indonesia seperti sate, gado-gado, karedok, ketoprak, dan pecel. Bumbu kacang biasanya disiramkan ke atas bahan utama (daging atau sayur) untuk memberikan rasa, atau hanya sebagai saus celup "sambal kacang" (campuran cabai rawit dan kacang goreng yang digiling) untuk otak-otak atau ketan. Diperkenalkan dari Meksiko oleh pedagang Portugis dan Spanyol pada abad ke-16, kacang menempati posisi istimewa dalam seni kuliner Indonesia sebagai saus yang populer. Saus atau bumbu kacang Indonesia mewakili hal yang rumit dan membumi, daripada suatu bumbu yang kental dan manis. [3] Kacang tumbuh subur di iklim tropis Asia Tenggara, dan kini dapat ditemui dalam bentuk digoreng, dibakar, diiris halus, ditumbuk, disiramkan di atas masakan atau menjadi saus celup. Bumbu kacang mencapai tingkat perkembangan yang canggih di Indonesia, dengan keseimbangan rasa yang halus yang diperoleh dari berbagai bahan sesuai resep masing-masing jenis bumbu kacang; kacang goreng, gula jawa, bawang putih, bawang merah, jahe, asam jawa, jeruk nipis, sereh, garam, cabai, lada, kecap manis, semuanya dihaluskan dan dicampur dengan tambahan air untuk mencapai tekstur yang tepat. Rahasia bumbu kacang yang baik adalah "tidak terlalu kental dan tidak terlalu encer". Bumbu kacang Indonesia tidak terlalu manis jika dibandingkan bumbu kacang Thailand (yang merupakan adaptasi campuran). Gado-gado yang dimakan dengan bumbu kacang tersedia hampir di seluruh Indonesia dan menampilkan keseimbangan yang halus dari cita rasa manis,

Santan

Memarut daging buah kelapa untuk mendapatkan santan.
Buras, beras dimasak dengan santan, disajikan dengan serundeng serpihan kelapa parut pedas, dari Makassar.
Karena Indonesia terletak di kawasan beriklim tropis, maka sejak dahulu masyarakat Indonesia telah memanfaatkan berbagai kekayaan tanaman tropis seperti kelapa. Salah satu ciri khas masakan Indonesia adalah banyak memakai santan, seperti rendang, soto, sayur lodeh, opor ayam, serta minuman ringan seperti cendol dan es doger. Santan tidak hanya milik masakan Indonesia, karena santan juga dikenal dalam seni memasak India, Samoa, Thailand, Malaysia, Filipina, hingga Brasil. Meskipun demikian santan sangat sering digunakan dalam masakan Indonesia, terutama pada masakan Padang, sementara pada masakan Minahasa santan jarang digunakan dalam masakan, kecuali beberapa kue seperti klappertart.
Ada dua jenis santan dalam masakan Indonesia, santan encer dan santan kental. Perbedaan ini berdasarkan kadar air yang dikandungnya. Santan encer biasanya digunakan untuk sayur berkuah seperti lodeh dan soto, sementara santan kental digunakan untuk rendang dan aneka kue dan penganan ringan. Santan dapat diperoleh dari parutan kelapa segar di pasar atau dalam kemasan karton di pasar swalayan.
Setelah sari kelapa diperoleh dan menjadi santan, ampas parutan kelapa dapat digunakan sebagai urap, dibumbui dan dicampur sayuran. Urap mirip gado-gado, perbedaanya adalah bumbu kacang diganti menjadi bumbu parutan kelapa. Ampas kelapa juga dapat disangrai dan dibumbui menjadi serundeng. Akan tetapi untuk mendapatkan hasil yang lebih gurih, sebaiknya jangan menggunakan ampas kelapa, tetapi kelapa segar yang masih mengandung sarinya. Serundeng parutan kelapa berbumbu ini dapat dicampur irisan daging atau ditaburkan begitu saja di atas soto atau ketan. Salah satu contoh penggunaan santan yang kaya adalah "Buras" dari Makassar, beras ketan dibungkus daun pisang dan dimasak dalam santan, kemudian ditaburkan kelapa parut berbumbu pedas mirip serundeng.

Waktu makan

 

Buras, beras dimasak dengan santan, disajikan dengan serundeng serpihan kelapa parut pedas, dari Makassar.
Untuk kawasan Indonesia bagian barat, makanan biasanya dimasak pagi menjelang siang untuk disantap pada tengah hari untuk makan siang. Umumnya keluarga Indonesia tidak menetapkan waktu pasti untuk makan bersama dimana semua anggota keluarga harus hadir. Karena alasan ini maka kebanyakan makanan dibuat agar awet dan tetap dapat dimakan walaupun dibiarkan dalam suhu ruangan selama beberapa jam. Seringkali masakan yang sama dihangatkan kembali untuk makan malam. Makanan Indonesia umumnya mengelilingi nasi yang terbuat dari beras panjang lokal. Makanan dapat terdiri dari sup atau sayuran serta lauk-pauk utama. Apapun jenis masakannya, sering kali dilengkapi dengan sambal.
Untuk kawasan Indonesia bagian timur, masyarakat setempat lebih dipengaruhi oleh budaya kepulauan Pasifik, seperti di Papua dan Timor, sumber karbohidrat didapat dari sagu atau umbi-umbian.


Pesta dan perayaan: Tumpeng dan Rijsttafel

Tumpeng nasi kuning, disantap saat pesta dan perayaan.
Banyak pesta dan upacara dalam adat istiadat tradisional Indonesia melibatkan makanan dan pesta. Salah satu contoh terbaik adalah tumpeng. Tumpeng berasal dari Jawa, berupa nasi berbentuk kerucut dikelilingi beraneka ragam masakan Indonesia. Tumpeng biasanya ada dalam perayaan "selamatan". Nasi tumpeng dicetak dengan menggunakan anyaman bambu berbentuk kerucut, nasinya sendiri bisa berupa nasi putih biasa, nasi uduk (dimasak dengan santan), atau nasi kuning (diwarnai dengan "kunyit"). Nasi ini dikelilingi masakan khas Indonesia seperti sayuran urap, ayam goreng, semur daging, teri kacang, udang goreng, telur pindang, dadar gulung iris, tempe orek, perkedel kentang, perkedel jagung, sambal goreng ati, dan lainnya. Tumpeng berasal dari adat dan kepercayaan asli masyarakat Indonesia yang memuliakan gunung sebagai tempat bersemayam para dewa atau roh leluhur. Nasi berbentuk kerucut dimaksudkan untuk meniru bentuk gunung suci. Perayaan dimaksudkan sebagai wujud rasa syukur atas berlimpahnya panen dan segala berkah lainnya dari Yang Maha Kuasa. Karena memiliki nilai perayaan dan syukuran, hingga kini tumpeng sering kali berfungsi sebagai "kue ulangtahun versi Indonesia".
Pesta perayaan Indonesia lainnya adalah Rijstafel (Bahasa Belanda: meja nasi), masakan ini memamerkan kemewahan pesta makan nan elegan khas orang kaya pada masa kolonial sekaligus menampilkan keanekaragaman seni kuliner Indonesia. Rijstafel klasik terdiri dari 40 macam masakan yang disajikan oleh 40 orang pelayan yang bertelanjang kaki, mengenakan berbusana seragam resmi warna putih, blangkon, dan kain batik melilit pinggang mereka. Pesta kontemporer Indonesia saat ini mengadopsi hidangan bufet gaya Barat. Bufet atau juga disebut prasmanan biasanya dapat ditemukan pada pesta perkawinan atau perayaan lainnya. Hidangan prasmanan disajikan di atas meja panjang. Tata letak prasmanan pesta pernikahan di Indonesia biasanya terdiri dari: piring, alat makan (sendok dan garpu), serbet tisu, diletakkan di ujung, dilanjutkan dengan sajian nasi (nasi putih dan nasi goreng), serangkaian hidangan khas Indonesia maupun kadang-kadang disajikan pula hidangan asing, sambal, krupuk, dan diakhiri dengan gelas air putih atau minuman ringan di ujung meja prasmanan.

Minuman

Minuman paling umum dan populer di Indonesia adalah teh dan kopi. Rumah tangga Indonesia biasanya menyajikan teh manis dan kopi tubruk untuk tamu. Sejak masa kolonial Hindia Belanda, perkebunan terutama di Jawa terkenal sebagai penghasil teh, kopi, dan gula. Sejak saat itu teh dan kopi panas digemari oleh warga Indonesia. Teh hitam melati adalah jenis teh yang paling populer di Indonesia, akan tetapi karena meningkatnya kesadaran akan kesehatan, teh hijau mulai digemari. Biasanya kopi atau teh disajikan sebagai minuman panas atau hangat, akan tetapi es teh manis dingin juga digemari. Teh botol adalah minuman teh melati manis dalam kemasan botol yang digemari di Indonesia, bahkan bersaing dengan minuman ringan soda mancanegara seperti coca cola dan fanta. Kopi susu adalah versi Indonesia untuk Café au lait.
Jus buah-buahan juga sangat populer, antara lain jus jeruk, jus jambu, jus mangga, jus sirsak, dan jus alpokat yang biasanya disajikan dengan ditambah susu kental manis coklat atau putih sebagai minuman pencuci mulut.
Jus alpokat dengan susu coklat
Banyak minuman populer berdasarkan es dan dapat dikategorikan sebagai minuman pencuci mulut. Es yang populer antara lain es kelapa muda, es cincau, es cendol atau es dawet, es kacang merah, es blewah, dan es rumput laut.
Minuman panas yang manis juga dapat ditemukan, seperti bajigur dan bandrek yang khususnya populer di Jawa Barat. Minuman hangat ini dibuat dari santan dan gula jawa dengan campuran rempah lainnya. Sekoteng (minuman susu hangat dengan kacang, potongan roti, dan pacar cina) dapat ditemukan di Jawa Barat dan Jakarta. Wedang jahe (minuman jahe hangat) dan wedang ronde (minuman hangat dengan bola-bola ubi) khususnya populer di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Sebagai negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam, umat muslim Indonesia diharamkan untuk meminum alkohol. Akan tetapi sejak zaman kuno suku bangsa asli di kepulauan Nusantara telah mengenal minuman beralkohol. Berdasarkan kabar dari China, masyarakat Jawa Kuna meminum semacam arak yang disadap dari kelapa yang disebut tuak. Kini tuak bertahan dan populer di kawasan suku Batak, Sumatera Utara yang kebanyakan beragama Kristen. Kedai minum tradisional Batak yang disebut lapo tuak menyajikan tuak. Di Solo, Jawa Tengah, ciu (adaptasi lokal arak China) juga dikenal. Brem (arak beras) Bali botolan juga populer di Bali. Indonesia juga mengembangkan bir merek lokal seperti Bir Bintang dan anker beer.

[sunting] Kudapan dan jajanan

Penjual Bakso di Bandung
Di berbagai kota besar lazim ditemui jajanan China seperti bakpao, bakmie, dan bakso yang dijual baik oleh pedagang kakilima di tepi jalan atau di restoran. Masakan China seringkali diadaptasi menjadi masakan Indonesia. Salah satu contoh adaptasi ialah daging babi jarang digunakan dan diganti daging sapi karena menyesuaikan dengan mayoritas warga Indonesia yang kebanyakan muslim. Salah satu makanan jajanan pinggir jalan yang populer adalah siomay dan batagor (singkatan dari Bakso Tahu Goreng), pempek, bubur ayam, bubur kacang hijau, sate, nasi dan mie goreng, taoge goreng, laksa, dan gorengan.
Jajanan pinggir jalan Indonesia juga mencakup berbagai minuman manis, seperti es cendol atau es dawet, es teler, es cincau, es doger, es campur, es potong, and es puter. Kue khas Indonesia sering disebut sebagai jajan pasar. Indonesia memiliki kekayaan berbagai macam kudapan dan kue, baik gurih maupun manis. Kue populer diantaranya risoles, pastel, lumpia, lemper, lontong, tahu isi, lapis legit, getuk, bakpia, bika ambon, lupis, lemang, kue pisang, klepon, onde-onde, nagasari, soes, dan bolu kukus.
Pedagang jajanan pinggir jalan lazim ditemukan di Indonesia, demikian juga pedagang keliling yang menggunakan gerobak, sepeda, atau pikulan. Pedagang makanan pinggir jalan atau pedagang keliling ini disebut pedagang kaki lima - (berdasarkan lajur trotoar selebar lima kaki di Indonesia, akan tetapi teori lain menyebutkan kata 'kaki lima' berdasarkan jumlah tiga kaki gerobak dengan dua kaki pedagangnya!). Kebanyakan pedagang keliling atau kakilima ini memiliki ciri khas dan alat tertentu untuk mengumumkan kehadirannya, seperti pedagang sate berteriak "teeee sateee", pedagang gorengan memukul-mukul penggorengan, pedagang bakso memukulkan mangkok atau kentongan, atau pedagang mie ayam memukul kentongan atau balok kayu.

Kuliner Asli Indonesia

Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang tempat penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum dan hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari rempah-rempah seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapa dan gula aren dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa.

Contoh hidangan Indonesia khas Sunda; ikan bakar, nasi timbel (nasi dibungkus daun pisang), ayam goreng, sambal, tempetahu goreng, dan sayur asem; semangkuk air dengan jeruk nipis adalah kobokan. dan
 
Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "masakan Indonesia", tetapi lebih kepada, keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara lokal oleh Kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing. Sebagai contoh, beras yang diolah menjadi nasi putih, ketupat atau lontong (beras yang dikukus) sebagai makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia namum untuk bagian timur lebih umum dipergunakan juga jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar dan Sagu. Bentuk lanskap penyajiannya umumnya disajikan di sebagian besar makanan Indonesia berupa makanan pokok dengan lauk-pauk berupa daging, ikan atau sayur disisi piring.
Sepanjang sejarahnya, Indonesia telah terlibat dalam perdagangan dunia berkat lokasi dan sumber daya alamnya. Teknik memasak dan bahan makanan asli Indonesia berkembang dan kemudian dipengaruhi oleh seni kuliner India, Timur Tengah, China, dan akhirnya Eropa. Para pedagang Spanyol dan Portugis membawa berbagai bahan makanan dari benua Amerika jauh sebelum Belanda berhasil menguasai Indonesia. Pulau Maluku yang termahsyur sebagai "Kepulauan Rempah-rempah", juga menyumbangkan tanaman rempah asli Indonesia kepada seni kuliner dunia. Seni kuliner kawasan bagian timur Indonesia mirip dengan seni memasak Polinesia dan Melanesia.

Rendang daging domba
 
Masakan Sumatera, sebagai contoh, seringkali menampilkan pengaruh Timur Tengah dan India, seperti penggunaan bumbu kari pada hidangan daging dan sayurannya, sementara masakan Jawa berkembang dari teknik memasak asli nusantara. Unsur budaya masakan China dapat dicermati pada beberapa masakan Indonesia. Masakan seperti bakmi, bakso, dan lumpia telah terserap dalam seni masakan Indonesia.
Beberapa jenis hidangan asli Indonesia juga kini dapat ditemukan di beberapa negara Asia. Masakan Indonesia populer seperti sate, rendang, dan sambal juga digemari di Malaysia dan Singapura. Bahan makanan berbahan dasar dari kedelai seperti variasi tahu dan tempe, juga sangat populer. Tempe dianggap sebagai penemuan asli Jawa, adaptasi lokal dari fermentasi kedelai. Jenis lainnya dari makanan fermentasi kedelai adalah oncom, mirip dengan tempe tapi menggunakan jenis jamur yang berbeda, oncom sangat populer di Jawa Barat.

Indonesia adalah asal mula sate; salah satu makanan paling populer di negara ini, ada banyak variasi di seluruh Indonesia.
Nasi dengan lauk-pauknya
 
Makanan Indonesia umumnya dimakan dengan menggunakan kombinasi alat makan sendok pada tangan kanan dan garpu pada tangan kiri, meskipun demikian di berbagai tempat (seperti Jawa Barat dan Sumatra Barat) juga lazim didapati makan langsung dengan tangan telanjang. Di restoran atau rumah tangga tertentu lazim menggunakan tangan untuk makan, seperti restoran seafood, restoran tradisional Sunda dan Padang, atau warung tenda Pecel Lele dan Ayam Goreng khas Jawa Timur. Tempat seperti ini biasanya juga menyajikan kobokan, semangkuk air kran dengan irisan jeruk nipis agar memberikan aroma segar. Semangkuk air ini janganlah diminum; hanya digunakan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan menggunakan tangan telanjang. Menggunakan sumpit untuk makan lazim ditemui di restoran yang menyajikan masakan China yang telah teradaptasi kedalam masakan Indonesia seperti bakmie atau mie ayam dengan pangsit, mie goreng, dan kwetiau goreng (mi pipih goreng, mirip char kway teow).

Daftar isi

Selasa, 13 September 2011

Cara Membuat Gula Merah

Gula Merah atau Gula Jawa dibuat dari nira atau Legen (Istilah sebutan Orang kebument). Nira adalah cairan yang dikeluarkan oleh bunga tumbuhan dari pohon kelapa. Akan tetapi pembahasan kali ini hanya Nira dari pohon Kelapa biasa.
Pada umumnya masyarakat kebumen memproduksi gula merah, secara turun temurun. Bahkah desa ini merupakan salah satu Desa penghasil Gula Mera terbesar di Provinsi Jawa tengah. Akan tetapi dalam pengelolaan dan pemasarannya masih dilakukan secara tradisional.
Disini saya akan sedikit menerangkan bagaimana cara membuat gula merah ala masyarakat kebumen dan saya sandarkan dengan pengalaman saya sendiri juga pernah beraktifitas sebagai Penyadap Kelapa/pembuat Gula Merah. Sebelum kita memulai membuat gula merah, kita harus mengerti istilah istilah dan alat yang akan di gunakan dalam membuat gula merah tersebut:

PEMNGAMBILAN NIRA/LEGEN


  1. Pilih kelapa yang deras air niranya
  2. Penyadapan dilakukan 2 x dalam sehari semalam, pagi sekali – sore sekali (pagi memungut Air nira kemaren sore dan memotong mayang kepala tersebut, Sore mengambil Nira hasil potongan mayang tadi pagi)
  3. Gunakan pisau bengkok (deres) sebagai alat iris mayang kelapa. Perlu di ingat Pisau pengisi tersebut tidak boleh digunakan untuk keperluan lain. Khusus untuk nyadap kelapa.
PERALATAN
  1. Tabung (pongkor), (alat untuk menampung nira dari manggar pohon kelapa) bisa dari bambu, bato kelapa, atau apa saja.
  2. Kapur Makan(bahan pengawet makanan/obat gula), (bahan untuk dioleskan kealat penampung Nira di pohon kelapa agar Air Nira tidak basi, kadar ukurannya disesuaikan dengan derasnya nira yang terdapat di kelapa tersebut.
  3. Air Nira/Legen, (Bahan baku gula merah yang mentah)
  4. Saringan, (Untuk menyaring sajeng/nira yang akan di masak)
  5. Kuali, (Tempat untuk memasak gula merah), diutamakan kuali ketimbang Panci, karena dalam proses pengadukan dan pelembutan gulanya nya lebih mudah. Utamakan Kualai besi ketimbang Almunium.
  6. Alat aduk atau Kebuk, (adalah Alat yang terbuat dari kayu untuk mengaduk gula merah)
  7. Alat Gruss(cleketi), (adalah Alat yang terbuat dari batok kelapa untuk menghaluskan gula yang sudah matang, tapi belum dingin agar gula lembut tidak berbiji/atau kasar)
  8. Cetakan, (Untuk mencetak gula merah) bisa terbuat dari apa saja; kayu, bambu biasanya yang bagus adalah batok kelapa.
  9. Plastik, (Untuk melapisi catekan supaya tidak nempel ke cetakan)
  10. Kayu bakar, (Untuk emasak)
  11. Tungku, (Tempat untuk meletakan kuali pemasakan nira)
PROSES PEMBUATAN
Semua peralatan dan istilah istilah sudah di mengerti dan sudah tersedia, semua peralatan dan bahan sekarang baru mulai proses membuat gula merh ala jladri.
  1. Nyalakan dulu kayubakar,kalo sudah nyala diamkan saja dulu.
  2. Letakan wajan di atas pawon, lalu,
  3. Persiapkan sajeng/nira untuk di masukan ke dalam wajan dan jangan lupa di saring terlebih dahulu.
  4. Sajeng/nira di masak sampai mendidih dan sampai semengka.
  5. Setelah semengka bahan gula merah itu di kasih ampas kelapa,kalo tidak ada ampas boleh di kasih minyak goreng sedikit.gunanya untuk membantu mempercepat pengentalan sajeng/nira.
  6. Selama sajeng/nira itu semengka,harus di aduk terus menerus sampai sajeng itu matang.sajeng yang sudah matang dan bisa di turunkan dari pawon ciri cirinya :  Gelembung gelembung sajeng mulai sedikit/jarang,     Warna sajeng kuning ke coklat coklatan, dan Sajeng sudah mulai kekel/kental
  7. Setelah sajeng itu matang,di aduk terus dan di kebuk,sambil di kebuk tepi wajan di kasih gula pasir sedikit,gunanya untuk tular supaya gulanya cepat kering dan tidak gemblung(artinya gula merah akan berair terus dan tidak mau kering.
Gambar : Air Nira sudah kental

  1. Setelah itu baru gula itu di cetak menggunakan cetakan,cetakan ini biasanya ada yang menggunakan potongan bambu yang kecil lubangnya sesuai kinginan,ada juga yang menggunakan papan yang di bikin cowakan cowakan seperti mangkok,tapi kalo yang ini harus di dasari dengan plasti supaya dalam pengambilan waktu gula sudah kering mudah.

  1. Setelah gula sudah di cetak di diamkan beberapa menit,kalo gula itu sudah keras baru gula itu di lepas dari cetakan.
  2. Proses pendinginan,sebelum gula merah di simpan terlebih dahulu gula merah itu di dinginkan,supaya dalam penyimpanan tidak leleh/lembek.
  3. Proses pembuatan gula merah sudah selesai



CATATAN : Perlu di ingat beberapa hal untuk menghasilkan gula merah yang bagus :
  1. Kalau musim penghujan usahan penampung nira di pohon kelapa ditutup rapat agar air hujan tidak mencampuri nira.
  2. Sajeng/nira jangan yang sudah basi,ciri cirinya: warna sajeng sudah berubah keruh dan baunya lain.
  3. Api untuk memasak harus kontinyu, jangan sebentar sebantar mati, itu juga mempengaruhi hasil gula.
  4. Pemakaian bahan pengawet sesuai dengan label yang tertera pada bungkus bahan pengawet itu sendiri. Lebih baik menggunakan bahan bakar kayu, karena panas baranya datar.
  5. Menghentikan pemasakan harus benar benar di pahami, banyak para pembikit gula merah gagal karena hal tersebut.
  6. Lakukan proses pembuatan gula merah dengan teliti dan kejelian. Biasanya para pemula sering mengalami kegagalan karena kurang memperhatikan ke 4 hal di atas.
  7. Jangan memberikanbahan campuran lain kedalam nira yang dimasak.
Demikian semoga bermanfaat…

dan info,.......

harga gula merah di kebumen hanya sekitar Rp.6000 sampai Rp.7500
tetapi di sekitar jawa barat atau di bandung mencapai Rp.10.000 sampai Rp.12.000 

air nira / sajeng / legen

air air nira /sajeng orang kebumen nenamainya adalah air yang di ambil dari batang buah pohon kelapa,....air nira dapat di sedu langsung sesudah menyadatnya dan bisa pula di masak terlebih dahulu,....

orang sedang menyadap air nira / sajeng / legen

cimplung (kuliner asli khas jawa tengah)

 "Hoalah, cuma cimplung!". Saya terhenyak dan kaget.
Kami menyebutnya "cimplung"!. Singkong yang diolah menjadi sangat lengket dan super manis.


, cimplung dibuat dengan cara memasukkan singkong mentah yang sudah dikupas begitu saja ke dalam cairan nira mendidih yang sedang diproses menjadi gula merah.


 orang sedang mengambil nira (sajeng)


Lama proses pembuatan persisnya saya tak tahu. Setelah sekian waktu proses, diangkatlah dan jadilah dia cimplung yang putih, lengket, manis dan lezat.


emmmmmmmmmm yamiiii,.....
mw???
silahkan coba,...

pesen lewat sini uga bisa,....